Wednesday, February 25, 2009

Penetasan Itik Alabio

PENETASAN ITIK ALABIO
1. Telor dimasukkan kedalam mesin tetas dengan suhu +- 30 Derajat Cersius
2. Setelah +- 30 hari didalam mesin tetas, kemudian telur akan menetas
3. Kemudian Itik yang sudah menetas dipisahkan antara jantan & betina
4. Setelah dipisah biasanya itik jantan langsung dijual sedangkan itik betina dipelihara +- 1 minggu baru dijual

Monday, February 02, 2009

Ubi Alabio

Nama ubi alabio mungkin hanya dikenal di Kalimantan Selatan. Masyarakat awam lebih mengenalnya dengan sebutan ubi kelapa (Dioscorea alata L) Tanaman rawa berbentuk perdu merambat dengan panjang mencapai 3 - 10 m. Umbinya bulat, panjang dan ada yang bercabang atau menjari. Daging umbi berwarna merah/ungu atau putih. Jika direbus umbi yang berwarna merah mengeluarkan aroma harum, sedang yang putih tidak.

Budidaya Ubi Alabio
Ubi alabio dibudidayakan di lahan lebak dengan pola monokultur atau tumpang sari dengan tanaman padi, jagung, cabe dan terong. Ubi alabio tidak tahan terendam air dan menghendaki kondisi tanah gembur. Penanaman dilakukan di guludan/surjan pada saat air
menjelang surut di musim kemarau. Bibit ubi alabio dalam bentuk ubi yang dipotong-potong dari semua bagian yaitu pangkal, tengah dan ujung. Makin besar potongan maka makin besar pula hasil ubi. Bibit disemai pada persemaian dan jika telah muncul tunas baru ditanam di lahan. Penanaman dilakukan pada bulan Mei - Juli dan panen pada bulan Oktober - Desember. Ubi dipanen bila daun dan batang mulai mengering. Budidaya selama ini masih bersifat tradisional dengan hasil masih tergolong rendah yaitu 12 - 28 ton/ha. Potensinya dapat dicapai menjadi 40 - 50 ton/ha jika dilakukan budidaya dengan menerapkan teknologi usahatani yang tepat yaitu menggunakan pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta penggunaan varietas terpilih.

Teknologi Budidaya
Bibit ubi alabio disemai pada tempat persemaian, setelah tumbuh tunas ubi dapat ditanam ke lapangan yang telah dipersiapkan berupa pembersihan dari gulma, penggemburan tanah dan pembuatan lubang tanam. Setelah tanaman cukup tinggi dibuatkan tiang penyangga untuk media perambatan, satu tiang cukup untuk 4 - 6 tanaman. Cara merambatkannya dengan melilitkan tanaman berlawanan arah putaran jarum jam, jika salah melilitkan maka tanaman tidak bisa merambat. Sebagai sumber hara, diperlukan pupuk 90 kg N/ha, 60 kg P2O5/ha dan 60 kg K2O/ha. Pemupukan pertama diberikan setengah dosis N dan seluruh dosis P dan K yang diberikan pada saat tanaman berumur tujuh hari atau saat tanaman mulai melilit dan sisa pupuk N diberikan pada saat tanaman berumur 42 hari. Pupuk diberikan dengan cara ditugal di sekitar tiang rambat. Pengendalian gulma pada pertanaman dan pembumbunan dilakukan secara manual pada saat ubi berumur 21 dan 42 hari. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan pada awal pertumbuhan dengan menyemprotkan insektisida Sevin dan memberikan Furadan sesuai dosis anjuran. Penyemprotan dapat dilakukan kembali jika ada serangan hama atau penyakit lainnya. Panen dapat dilakukan 4 - 7 bulan setelah tanam yang ditandai dengan
daun dan batang yang mulai mengering.
* Arifin Fahmi dan S.S. Antarlina (Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa /BALITTRA)