Monday, October 20, 2008

Potensi & Masalah Ternak Itik

Kabupaten Hulu Sungai Utara dikenal sebagai sentra ternak khususnya ternai itik Alabio
yang menjadi produk andalan daerah baik dalam b
entuk produksi daging maupun hasil
ternak berupa telor.


Peluang pen
gembangan usaha ternak itik cukup besar, hal ini disebabkan karena
memiliki potensi antara lain :

1. Bibit
Kete
rsediaan bibit itik Alabio termasuk mudah karena telah ada spesialisasi usaha yaitu
ada petani yang melakukan pemeliharaan itik pembesaran dan usaha penetasan.
Adanya i
tik jenis baru yaitu itik MA (Mojosari Alabio) bagi sebagian masyarakat
peternak di Kab. HSU belum mengadopsi. Keunggulan dari jenis itik ini adalah tingkat
efisiensi pakan cukup tinggi namun harga telur dan itik afkir relatif lebih murah berbeda
dengan itik Alabio yang biaya pakan lebih mahal tetapi harga telur dan itik afkir juga
lebih mahal.
2. Pemasaran
Pemasaran bibit dan telur itik cukup baik dan tidak ada masalah, hal ini ditunjukkan
adanya permintaan bibit yang cukup tinggi dari daerah lain seperti Kalimantan Timur
dan Tengah.
3. Keterampilan
Petani mempunyai keterampilan yang baik dalam hal memelihara dan menyeleksi,
keterampilan ini merupakan warisan turun temurun dan pengalaman. Bahkan ada jasa
dalam hal memilih telur, bibit atau menentukan jenis kelamin itik pada umur muda (1-7
hari). Keterampilan ini merupakan potensi yang mendukung dalam peningkatan
produksi itik.
4. Sosial Budaya
Usaha pemeliharaan ternak itik tidak mengalami hambatan atau masalah namun bahkan
diterima di masyarakat, masyarakat tidak malu untuk melakukannya. Oleh karena itu
kegiatan ini dapat berkembang luas.
5. Dukungan Swasta dan Pemerintah
Dukungan terhadap perkembangan ternak itik memerlukan bantuan dana pinjaman untuk
lebih meningkatkan usahanya

Selain potensi di atas, terdapat permasalahan yang dihadapi dalam beternak itik
yaitu mahalnya harga pakan, ketersediaan bahan pakan yang sangat tergantung musim dan
fluktuasi harga produk baik telur, daging maupun bibit dan masalah penyakit (terutama flu
burung). Berdasar potensi dan permasalahan di atas, terdapat beberapa alternatif pemecahan
masalah yang dapat dilakukan:
1. Teknologi pakan, dengan tujuan untuk menurunkan harga pakan tanpa mempengaruhi
produksinya, pemanfaatan pakan lokal yang belum optimal seperti sumber protein
yaitu keong mas, ikan rucah, hijauan misalnya eceng gondok
2. Pengendalian dan pencegahan penyakit terutama penyakit berbahaya dan menular
dengan cara penyuluhan yang intensif dan pengadaan vaksin agar peternak dengan
cepat dan modal untuk membeli
3. Pemantapan kelembagaan akan pentingnya kelembagaan dalam hal pengendalian harga
baik produk itik maupun saprodi itik (pakan, bibit)
4. Penguatan modal usaha, dengan cara meningkatkan jalinan kerjasama baik dengan
pemerintah dan swasta dengan kesepakatan dan perjanjian agar tidak ada yang
dirugikan
(Eni Siti Rohaeni, Yanti Rina. PELUANG DAN POTENSI USAHA TERNAK ITIK DI LAHAN LEBAK. BPTP Kalimantan Selatan, Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra)).

No comments: