Saturday, October 18, 2008

Negara Dipa?

Gambar denah situs Candi Agung koleksi Museum Lambung Mangkurat.
Gambar denah situs Candi Agung koleksi Museum Lambung Mangkurat.

Kerajaan Negara Dipa

Kerajaan Kuripan memiliki daerah-daerah bawahan, yang masing-masing dipimpin oleh seorang Sakai. Sebuah pemerintahan Sakai kira-kira sama dengan pemerintahan lalawangan (distrik) pada masa Kesultanan Banjar. Salah satu negeri bawahan Kuripan adalah Negara Dipa. Menurut Hikayat Banjar, Negara Dipa merupakan sebuah negeri yang didirikan Ampu Jatmika yang berasal dari Keling. Diduga Ampu Jatmika menjabat sebagai Sakai di Negara Dipa (Distrik Margasari), ia bukanlah keturunan bangsawan dan juga bukan keturunan raja-raja Kuripan, tetapi kemudian dia berhasil menggantikan kedudukan raja Kuripan sebagai penguasa Kerajaan Kuripan yang wilayahnya lebih luas tersebut, tetapi walau demikian Ampu Jatmika tidak menyebut dirinya sebagai raja, tetapi hanya sebagai Penjabat Raja (pemangku). Penggantinya Lambung Mangkurat kemudian berhasil memperoleh seorang Raja Putri yaitu Putri Junjung Buih, yang mungkin masih keturunan Kuripan. Kelak putri ini dikawinkan dengan seorang bangsawan dari Majapahit bernama (Pangeran Suryanata I). Keturunan mereka berdua inilah yang kelak sebagai raja-raja di Negara Dipa.

Menurut Tutur Candi, Kerajaan Kahuripan adalah kerajaan yang lebih dulu berdiri sebelum Kerajaan Negara Dipa di Hulu Sungai Utara yang didirikan Ampu Jatmika. Karena raja Kerajaan Kahuripan menyayangi Ampu Jatmika sebagai anaknya sendiri maka setelah dia tua dan mangkat kemudian seluruh wilayah kerajaannya (Kahuripan) dinamakan sebagai Kerajaan Negara Dipa, yaitu nama daerah yang didiami oleh Empu Jatmika. (Fudiat Suryadikara, Geografi Dialek Bahasa Banjar Hulu, Depdikbud, 1984)

Kerajaan Negara Dipa semula beribukota di Candi Laras (Distrik Margasari) dekat hilir sungai Bahan, kemudian ibukotanya pindah ke hulu sungai Bahan yaitu Kuripan (Distrik Amuntai), karena Ampu Jatmika sebagai penerus Raja Kuripan. Kepindahan ini menyebabkan nama Kerajaan Kuripan berubah menjadi Kerajaan Negara Dipa. Ibukota waktu itu berada di Candi Agung yang terletak di sekitar percabangan sungai Bahan/sungai Negara yang bercabang menjadi sungai Tabalong dan sungai Balangan dan sekitar sungai Pamintangan (sungai kecil anak sungai Negara).

Kerajaan ini dikenal sebagai penghasil intan pada zamannya.

[sunting] Raja Negara Dipa

  1. Ampu Jatmika putera Aria Mangkubumi (pemangku)
  2. Lambung Mangkurat putera Ampu Jatmika (pemangku)
  3. Putri Junjung Buih, anak angkat Lambung Mangkurat
  4. Pangeran Surya Nata I (1438-1460) dari Majapahit, suami Putri Junjung Buih
  5. Maharaja Surya Gangga Wangsa putera Surya Nata I
  6. Putri Kalungsu-Raden Carang Lalean

Pada masa Maharaja Sari Kaburangan anak Putri Kalungsu, untuk menghindari bala bencana ibukota kerajaan dipindahkan dari Kuripan karena dianggap sudah kehilangan tuahnya, pusat pemerintahan dipindah ke arah hilir sungai Negara (sungai Bahan) yaitu kota Negara (Kecamatan Daha Selatan) sehingga kerajaan disebut dengan nama yang baru sesuai letak ibukotanya yang ketiga ketika dipindahkan yaitu Kerajaan Negara Daha.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

No comments: