Sunday, January 10, 2010

Tumbuhan Atraktan atau Pemikat

SELASIH (Ocimum basilium L., O. sanctum)

> OPT sasarannya adalah lalat buah, khususnya
B. dorsalis. Tetapi dapat juga digunakan untuk membunuh ulat crop kubis (Croccidolomia binotalis). Selain itu eugenol yang terkandung dalam tanaman ini mengandung anti cendawan yg dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh cendawan.
> Bagian tumbuhan yang digunakan adalah daun dan bunga (biji) mengandung zat pemikat (atraktan) hama lalat buah. Namun, karena jumlah bunga (biji) terbatas, maka bagian tanaman yang lebih sering digunakan adalah daunnya.
> Cara aplikasinya adalah daun dihaluskan lalu dicampur dengan air. Hasil efektif dengan cara penyulingan. Metil eugenol diperoleh dengan cara penyulingan sederhana dari daun dan bunga.
(Sumber : BPTPH Kal-Sel)

Friday, September 18, 2009

Tumbuhan Insektisida Nabati

Tumbuhan ini menghasilkan pestisida pengendali hama insektisida juga dapat digunakan untuk mengendalikan jenit OPT seperti nematode dan moluska


1. Babadotan (Ageratum conyzoides L.)

> Beberapa jenis OPT sasarannya adalah berbagai jenis serangga, tp secara pastinya yang dapat dikendalikan oleh bahan tumbuhna ini perlu diteliti kembali atau dengan cara “coba-coba”.

> Bagian tumbuhan yang dugunakan pada tanaman ini, yaitu untuk insektisida nabati , daun babadotan dapat dihaluskan dengan mixer atau ditumbuk secara manual dan dicampur dengan pelarut.

> Selain untuk mengendalikan berbagai jenis serangga hama daun Babadotan ini berkhasiat pula sebagai obat luka baru, wasir, sakit dada, mata dan perut, sementara akarnya sering digunakan sebagai obat demam.

> Adapun cara aplikasinya adalah daun yang diekstrak dengan methanol pada konsentrasi 1 % akan bersifat toksik terhadap serangga. Sedangkan tepung daunnya yang dicampur dengan tepung terigu mampu menghambat pertumbuhan larva serangga menjadi pupa.


2. Jeringau (Acorus calamus L.)

> Beberapa jenis OPT yg dapat dikendalikan adalah hama gudang Sitophilus sp, beberapa jenis kutu tanaman, walang sangit dan rayap.

> Bagian tumbuhan yang digunakan pada tanaman ini dapat digunakan dalam bentuk, yaitu berbentuk tepung dan minyak. Untuk membuat tepung, rimpangau jeringau diiris-iris, dikeringkan, lalu ditumbuk

> Tumbuhan ini, terutama bagian rimpangnya mengandung minyak yang dapat digunakan sebagai bahan insektisida yang bekerja sebagai repellent (penolak serangga), antifeedant (penurun nafsu makan), dan antifertilitas/chemosterilant (pemandul).

> Tepung rimpang jeringau dapat digunakan untuk melindungi hasil panen yang disimpan digudang, yaitu dengan mencampurkannya pada biji-bijian dengan konsentrasi 1-2 % (b/b) atau sekitar 1-2 kg tepung jeringau dicampur dengan 100 kg biji-bijian.

> Pembuatan sederhana dengan ekstrak air dapat dilakukan dengan mencampur sekitar 1 % (b/v) atau 10 gram rimpang jeringau dalam 1 liter air yang ditambahkan 0,1 % atau 1 cc deterjen dan diendapkan semalaman.

> Tepung rimpang jeringau dengan konsentrasi 3-5% berpengaruh terhadap mortalitas serangga Sitophilus sp.


3. Serai (Andropogon nardus L.)

> Tanaman ini dapat bersifat toksik terhadap serangga hama gudang dan menghambat peletakan telur.

> Bagian tumbuhan yang digunakan untuk ramuan insektisida nabati, daun dan batang serai dihaluskan lalu dicampur. Sementara untuk mengendalikan hama gudang maka bagian tumbuhan ini digunakan dalam bentuk abu, yaitu dengan cara dibakar.

> Adapaun cara aplikasinya yaitu campuran abu daun serai mengandung sekitar 49 % silica (SiO) yang bersifat sebagai penyebab desikasi pada tubuh serangga, yaiu apabila serangga terluka maka serangga akan terus-menerus kehilangan cairan tubuhnya.


4. Bengkuang (Pachyrrhycus erosus Urban)

> Beberapa jenis serangga hama yang dapat dikendalikan yaitu ulat gantung pada kubis (Plutella xylostella), ulat crop (Croccidolomia binatalis), Spodoptera litura, Bombyx mori, Dysdercus megalopygus, Epilachna varivastis, kutu Aphis fabae, A. craccivora, dan Myzus persicae.

> Bagian tumbuhan yang digunakan adalah biji dn daunnya.

> Adapun cara aplikasi yaitu biji dan daun dicuci, ditumbuk, ekstraknya diencerkan dengan aquades. Alkohol dan petroleum eter dapat digunakan sebagai pelarut. Aplikasi dilakukan dengan penghembusan atau penyemprotan ke OPT sasaran.

(Sumber : BPTPH Kal-Sel)


Thursday, August 06, 2009

Ulat Grayak (mythimna separata)

Penamaan beberapa spesies ulat grayak didasarkan atas kebiasaan munculnya dalam jumlah besar. Telor akan cepat menetas pada waktu terjadinya hujan panas (lembab). Pada saat persediaan makanan habis, mereka pindah untuk mencari pertanaman baru lainnya. Ulat grayak dapat hidup pada berbagai spesies rumpt-rumputan. kerusakan terjadi akibat larva makan daun tanaman. ulat makan mulai dari tepi daun, hanya meninggalkan tulang daun dan batang.M.Separata juga dapat memotong malai pada pangkalnya dan dikenal sebagai ulat pemotong leher malai.

Cara penanganan pada persemaian :
1. Pada persemaian basah yi. menggunakan puradan 3G / Darmabest, dan bisa juga pada waktu persemaian ditutup dengan daun sehingga ulat akan naik ke penutup dan dimusnakan.
2. Pada persemaian kering yi. benih dicabut / disungkal kemudian direndam sehingga ulat akan mengapung dan diambil untuk dimusnahkan.

Cara penanganan per tahap status :
1. Instar 1 -3 (bentuk seperti rambut) : bisa disemprot dengan puradan 3G / darmabest / SLNPV keseluruh bagian tanaman pada waktu sore hari .
2. Instar 4 -5 (bentuk sudah besar) : biasanya ulat sudah bisa masuk kedalam lubang tanah sehingga efektif disemprot pada malam hari, melepaskan itik disawah, mengambil manual dengan tangan dan langsung dimusnahkan, atau supaya kupu-kupunya tidak bisa kawin lagi/mandul bisa menggunakan hormon yang dipasang pada tiang2 diluar sawah (kurang lebih 10 m dari sawah).

Catatan :
* Dosis penggunaan puradan 3G : 17 kg/ha atau 0,5 kg/borong.
* Dosis penggunaan SLNPV : 2-3 gram / liter dan volumenya 400 Lt / ha.
* Penanganan yang paling efektif adalah dilakukan penanganan secara serentak / berkelompok pada 1 hamparan sawah yang terserang ulat grayak.


Monday, July 06, 2009

Ayam Padang dari Murung Panggang

Pembangunan ekonomi pada sektor pertanian menghendaki adanya tindakan penyesuaian dengan melakukan perubahan orientasi dari peningkatan produksi kearah peningkatan nilai tambah. Meskipun ada perubahan orientasi dan wawasan, tetapi tujuan pembangunan pertanian tetap konsisten kepada perwujudan amanat pembangunan nasional yaitu meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani-peternak, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha serta memenuhi permintaan pasar melalui kinerja pertanian yang maju, efisien dan tangguh. Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut secara sadar dapat dilakukan upaya penciptaan iklim kondusif bagi berkembangnya sistem agribisnis dan agroindustri yang dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing hasil pertanian.


Wilayah Kab. Hulu Sungai Utara yang memiliki karakterisik lahan yang kebanyakan rawa, menjadikan suatu wilayah yang memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan daerah lainnya di Propinsi Kalimantan Selatan. Tentunya memiliki potensi yang banyak jika dikelola dengan baik. Salah satunya adalah potensi dibidang pertanian yang meliputi usaha tani, ternak, dan lainnya.


Berawal dari inovasi peternak di desa murung panggang kec. Amuntai selatan. Mereka dengan keinginan menambah penghasilan yang lebih baik, Ayam Murung panggang atau orang desa menyebutnya “Ayam Padang” menjadi salah satu produk unggulan yang di kembangkan masyarakat setempat.


Ayam Padang terlahir kira-kira tahun 1997 (kata masyarakat setempat), Jenis ini merupakan persilangan secara alami ayam kampung dengan ayam ras. Cara nya pun harus dengan perlakuan khusus terhadap pasangannya.


Dalam proses penetasan, mereka sudah menggunakan teknologi alat penetasan yang bisa memproduksi bibit secara masal karena telur tetas nya dapat diproduksi dalam jumlah besar. Proses ini biasa dilakukan selama 21 hari (3 minggu).


Pada waktu pembesaran (kira-kira 2 bln) ayam padang bisa memiliki bobot badan 0,7 – 1 kg dengan harga jual Rp.2.300/ons. Kemudian untuk pembibitan biasanya dipelihara selama 4,5 bulan – 1 tahun (ini adalah waktu ayam padang untuk bertelor maksimal) sudah memiliki bobot badan 1 - 2 kg dengan harga jual Rp.60.000,-/kg. Sedangakan untuk ayam padang yang sudah afkir atau sudah berumur lebih dari 1 tahun bisa memiliki bobot 3 – 4 kg.